Hati-Hati Diare Bisa Menyebabkan Kematian

Diare adalah keadaan di mana berat veses BAB lebih dari 300 gram perhari dalam keadaan cair, atau frekuensi BAB lebih dari 2 kali sehari. Penyebabnya bermacama-macam. Bisa karena peradangan usus, seperti cholera, disentri, serangan bakteri atau virus. Bisa juga karena kekurangan zat putih telur. Atau, karena keracunan makanan dan alergi makanan.

Proses diare terjadi pada usus besar. Makanan, sebelum diserap oleh usus besar, terlebih dahulu melewati lambung dan usus halus. Di dua tempat ini makanan sudah tercerna. Namun, proses penyerapan air yang paling besar terjadi di usus besar. Bila penyerapan air di usus besar tidak normal, maka cairan akan dikeluarkan. Gangguan di usus besar inilah yang menyebabkan diare.

Hati-Hati Diare Bisa Menyebabkan Kematian

Gejala utama penderita diare adalah frekuensi BAB yang tidak normal, veses lembek atau cair, kadang-kadang disertai lendir atau darah. BAB kadang juga disertai muntah, badan lesu atau lemah, dan tidak nafsu makan. Bagi penderita diare karena infeksi, biasanya disertai demam dan sakit perut.

Diare sangat menular. Penderita tertular dari kotoran yang mengandung kuman penyebab diare. Kotoran tersebut dikeluarkan oleh orang yang sakit diare atau pembawa kuman yang BAB di sembarang tempat./

Kotoran tersebut akan mencemari sungai, tanah, bahkan air sumur. Orang sehat pengguna air yang sudah tercemari berpeluang besar tertular diare. Selang satu hingga tiga hari setelah kuman masuk, korban akan mulai mengelami gejala diare. Tak heran bila wabah diare seringkali terdapat di daerah kumuh atau rawan banjir.

Penularan diare bisa juga melalui pemakaian botol susu yang tidak bersih, atau sumber air yang tercemar. Sedang pembawa kuman, selain penderita, juga serangga seperti lalat dan kecoa.

Penderita diare umumnya anak-anak. Banyak di antara mereka yang mengalami kekurangan cairan yang parah. Sebab, pada prinsipnya, diare adalah pengeluaran cairan yang ditolak oleh tubuh karena gangguan usus besar. Bila terjadi pada anak-anak risiko kekurangan cairannya akan sangat besar. Oleh karena itu, di beberapa layanan kesehatan terdapat pusat rehidrasi.

Bahaya diare terletak pada keluarnya cairan dari dalam tubuh. Oleh karena itu, mengganti cairan tubuh adalah langkah utama mengobati diare. Penderita diare mengeluarkan cairan elektrolit yang mengandung natrium dan kalium. Cairan pengganti yang diberikan kepada penderita pun harus mengandung elektrolit tersebut.

Masyarakat kita mengenal campuran air gula dan garam. Satu sendok the gula dan satu sendok the garam dicampurkan ke dalam segelas air. Campuran air gula garam tersebut mengandung eletrolit; natrium dan kalium yang sangat dibutuhkan penderita diare.

Campuran gula garam juga tersedia dalam kemasan yang lebih modern, yaitu oralit. Berhubung penderita diare biasanya kurang nafsu makan, mulut terasa pahit, maka sulit mereka meminum obat tersebut. Maka sekarang ini oralit pun dikemas menjadi berbagai rasa.

Antisipasi diare dengan minum oralit disebut pengobatan oral. Bila dengan cara ini sakit penderita tetap tak membaik, maka harus segera dirujuk ke pusat rehidrasi. Di tempat ini pasien akan mendapatkan infuse berupa cairan ringer laktat atau asery. Keduanya mengandung komposisi natrium dan kalium yang seimbang.

Bila kasus diare di suatu tempat temasuk wabah, maka harus segera diidentifikasi permasalahannya. Apakah penderita sebelumnya terkena infeksi atau non-infeksi. Apakah karena racun atau bakteri. Bila penyebabnya karena keracunan, maka konsumsinya harus dihentikan. Penderitanya diisolasi atau dikumpulkan untuk mendapat rehidrasi. Bila penderita diare dikarenakan infeksi, maka ia harus diisolasi untuk pengobatan antibiotik, tambahan infus dan lain sebagainya.

Diare bisa menyebabkan kematian. Diare jenis ini biasanya menyerang sangat hebat. Bila tak segera dilakukan rehidrasi, penderita bisa shok, kekurangan cairan berat, tensi turun, bahkan sangat rendah (dibawah 100 mmhg). Dalam kondisi tersebut, penderita akan mengalami gangguan metabolik di tubuhnya. Gangguan parah bisa mengakibatkan kematian.

Perlakuan penderita diare yang gemuk dan yang kurus juga harus dibedakan. Perlakuan utama justrus pada penderita yang gemuk. Masyarakat seringkali keliru. Mereka justru mengistimewakan penderita kurus karena orang gemuk dianggap lebih bisa bertahan.

Padahal bagi orang gemuk, pengaruh diare relatif lebih membahayakan dibanding orang kurus. Sebab, kandungan lemak orang gemuk lebih banyak dan kandungan airnya sedikit. Komposisi yang tak seimbang ini menyebabkan mereka cepat sekali mengalami dehidrasi bila kehilangan air.

Selain mengutamakan penderita gemuk, penderita lanjut usia dan anak-anak juga harus mendapatkan perhatian utama untuk rehidrasi.

Previous
« Prev Post
Add CommentHide

Back Top