HOS Cokroaminoto Guru Para Pejuang Bangsa

3/30/2017

Kepiawaian Soekarno, presiden pertama RI, berpidato dan beretorika di depan publik adalah buah dari kecerdasan Haji Oemar Said Cokroaminoto. Kepada dialah Soekarno berguru.

Tak hanya Soekarno, banyak pejuang bangsa dengan berbagai aliran berguru pada cendikiawan Muslim yang cerdas dan inspiratif ini. Sebutlah dua tokoh Semaun dan Ali Arkham. Sayang, pada perkembangan selanjutnya kedua tokoh ini menyimpang dari ajaran Cokroaminoto. Mereka cenderung kekiri-kirian.

Biografi HOS Cokroaminoto

Namun, apapun “buah” yang dihasilkannya. Cokroaminoto tetaplah seorang ulama yang kharismatik. Rumah Cokroaminoto tak pernah sepi. Selalu menjadi tempat berkumpulnya para mahasiswa dan pelajar, pedagang, dan seniman Muslim. Kepada mereka Cokroaminoto memberi pandangan-pandangan yang bernafaskan anti-penjajahan dan sarat dengan ide-ide patriotisme. Lewat forum-forum kecil ini juga Cokroaminoto mampu mencetak tokoh-tokoh bangsa, termasuk Soekarno.

Cokroaminoto lahir pada tanggal 20 Mei 1883 di Desa Bakur, Madiun, tepat pada saat Gunung Krakatau meletus. Setelah menyelesaikan sekolah rendah. Ia melanjutkan pendidikan ke OSVIA (Opleidingschool Voor Inlandsche Ambtenaren, sekolah menengah pertama di Magelang).

Tamat dari OSVIA pada tahun 1902, ia menjadi juru tulis sampai 1905. Selanjutnya Cokroaminoto meneruskan pendidikan ke Burgelijik Avondschool (sekolah kejuruan) bagian mesin pada tahun 1907-1910. Pada tahun itu pula, Cokroaminoto bekerja di Firma Coy & Co (pabrik gula) di Surabaya. Di firma itu, Cokroaminoto ditempatkan sebagai masinis pembantu selama tiga tahun. Pada tahun 1911-1912, Cokroaminoto dipindahkan ke bagian kimia.

Pengalamannya bekerja di Coy & Co telah membuatnya berfikir bagaimana caranya meningkatkan taraf hidup masyarakat berbasis Islam. Tak hanya ekonomi, tapi juga pendidikan politik dan pengetahuan agama. Keinginan itu membawanya keluar dari firma. Baca juga Muhammad Ali Jinnah tokoh yang berjasa bagi berdirinya Negara Islam Pakistan.

Upaya pertama yang dilakukan setelah keluar adalah memikirkan bagaimana caranya menyediakan sebuah wadah tempat berkumpulnya para ekonom, sosialis, dan politikus Islam. Dari wadah inilah nantinya akan tercetus banyak gagasan positif.

Kebetulan, beberapa tahun sebelumnya, tepatnya pada 1909, seorang tokoh Islam, Samanhudi, telah mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI). Di lembaga inilah Cokroaminoto mulai berkiprah, lalu mengubah namanya menjadi Serikat Islam (SI) pada 1912.

Apa beda SDI dan SI? SDI hanya terbatas pada bidang perdagangan. Sedangkan SI, memperluas visi SDI. Tak hanya perdagangan yang diurus, namun juga politik, sosial, agama, dan ekonomi secara keseluruhan. Visi utamanya adalah nasionalisme berdasarkan pemahaman Islam dan mempersatukan bangsa melalui budaya dan agama.

Satu tahun kemudian, 1913. SI menggelar kongres pertamanya di Surabaya. Cokroaminoto terpilih sebagai ketua umum. Dalam pelantikannya, ia mengemukakan bahwa perekonomian bangsa perlu dikembangkan lagi. Peningkatan ekonomi akan membuat bangsa tidak bergantung bangsa asing.

Lama kelamaan SI semakin meluas. Tak hanya di Pulau Jawa, namun juga di Sumatera dan Kalimantan. Bahkan, tak hanya dikalangan pengusaha, bangsawan, dan terpelajar, namun juga menyentuk hingga masyarakat kelas bawah (grass root). Nama Cokroaminoto semakin dikenal. Ajaran-ajarannya pun sudah diikuti oleh banyak orang. Dia menjadi tokoh sentral organisasi ini. Pada 1912 pengikut ajarannya ditaksir tidak kurang dari 2 juta orang.

SI tak hanya menjaring pengusaha Indonesia, namun sering pula mengkritisi kebijakan kolonial. Sistem tanam paksa (cultuurstelsel) yang diberlakukan oleh Gubernur Van den Bosch, misalnya, ditentang habis-habisan oleh SI. Sebab, sistem ini menimbulkan kesengsaraan rakyat yang berkepanjangan. Apa yang dilakukan SI kemudian mendapat dukungan sejumlah tokoh nasional, bahkan dunia. Akhirnya, sistem tanam paksa dihapus.

Dua tahun sesudah SI berdiri, satu organisasi beraliran Marxis (kekiri-kirian) berdiri yang pertama dalam sejarah Indonesia. Organisasi itu bernama Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV). Meskipun nama organisasi ini menggunakan bahasa asing, namun jangang dikira anggotanya juga berasal dari Belanda. Malah, hampir seluruh anggota ISDV adalah orang-orang bumi putera.

Tahun 1917, SI cabang Semarang mulai menunjukkan penyimpangan. Paham Marxis agaknya menulari pola pikir para pengurus dan anggota-anggotanya. Cabang ini kemudian dikenal dengan SI Merah (sekadar untuk membedakan dengan SI pimpinan Cokroaminoto yang masih berpegang teguh pada ajaran Islam dan disebut juga dengan SI putih).

SI putih masih tetap eksis dengan dukungan beberapa tokoh Islam seperti Abdul Muis dan Agus Salim. Malah, lama kelamaan semakin kuat. Pada tahun 1923, nama SI diganti dengan PSI atau Partai Sarekat Islam. Dan pada tahun 1927 nama PSI diganti kembali dengan PSII atau Partai Sarekat Islam Indonesia.

Perjuangan PSII terus berlanjut termasuk saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 1945. Cokroaminoto, tokoh SI pertama, banyak berjasa untuk bangsa ini.

Akar Teori Sosialisme Islam Cokroaminoto

Dengan bermodalkan nilai-nilai Islam yang kokoh. Cokroaminoto merumuskan konsep sosialisme menurut ajaran tauhid. Baginya, Islam tidak dapat dikalahkan dengan agama dan keyakinan apa pun juga. Begitu juga kaum Muslim yang berada di dalamnya. Baca juga Frithjof Schuon pemikir kontemporer yang sangat kritis terhadap kelompok anti agama.

Islam membawa ajaran perikemanusiaan terbesar sepanjang sejarah manusia. Menurut Cokroaminoto, tak ada ajaran lain yang bisa mementahkan ajaran kebajikan yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Namun, bila ada seorang Muslim yang berpaling pada Islam dan menganut paham materialisme, itu bukan karena Islamnya yang tak lengkap. Tapi, pemahaman manusianya yang masih kurang.

Dari semua kepercayaan yang ada di muka bumi, kata Cokroaminoto lagi, hanya Islam yang mencampurkan perkara lahir dan batin. Islam memberi aturan bagi perikehidupan batin, pergaulan hidup bersama, perkara-perkara politik, pemerintahan, militer, kehakiman, dan perdagangan dunia. Inilah sosialisme versi Cokroaminoto. Sosialisme yang berakat pada ajaran Islam, buka Barat.

Cokroaminoto juga memaknai Islam dengan empat hal. Pertama, Islam menurut pokok kata Aslama, yang artinya tunduk kepada aturan Allah, kepada rasul sebagai utusan-Nya, dan pemerintah yang memimpin umat Islam.

Kedua, Islam menurut pokok kata Salima, yang bermakna selamat. Hadis mengungkapkan. Mukmin yang dianggap utama dalam beragama ialah mereka yang mempunyai tabiat selamat dan menyelamatkan sekalian orang Islam. Selamat dari tabiat dan lisannya yang salah.

Ketiga, Islam menurut pokok kata Salmi, yang bermakna rukun. Artinya, orang yang menjalankan syariat Islam haruslah rukun, tidak berselisih dengan sesama.

Keempat, islam menurut pokok kata Sulami, yang bermakna tangga atau tingkatan untuk mencapai keluhuran dunia dan akhirat. Kesungguhan dalam menjalankan ajaran agama akan mempercepat manusia mencapai derajat yang luhur.

Previous
« Prev Post
Add CommentHide

Back Top