3 Sifat Yang Belum Dimiliki SDM Indonesia

Ada seorang teman karena keberhasilannya sebagai sebuah perusahaan menengah, diserahi sebidang tanah stategis, layak untuk usaha pom bensin. Keesokan harinya, secara tidak sengaja, ia bertemu dengan kepala bagian kredit perbankan milik negara, yang siap memberikan kredit untuknya karena dipandang jujur. Dan karena hubungan pertemanan dengan pejabat dari Pertamina di sebuah yayasan kemanusiaan, dia juga ditawari kemudahan perizinan untuk pom bensin. Nah, persoalannya adalah; teman tadi, karena beban pekerjaan di perusahaan, tidak bisa mengerjakan sendiri secara langsung. Ia membutuhkan orang yang Jujur, Profesional, dan Alturisme yang tidak mudah ditemukan dalam angka pengangguran yang tinggi.

3 Sifat Yang Belum Dimiliki SDM Indonesia

Kondisi Sistem Kerja

Angka pengangguran di negeri kita sangat tinggi. Namun, di sisi lain banyak orang yang mempunyai jabatan rangkap. Dan tentu dengan gaji rangkap. Umumnya mereka itu dengan keahlian rendah, power kuat, dan sedikit nepotisme.

Bentuk pekerjaan umumnya selalu merujuk pada sektor formal, perkantoran, di kota, di pabrik, dan segala simbol lainnya yang mencerminkan kemantapan, kehandalan sistem dan ketersediaan sumberdaya pendukungnya. Bisa tergambar bahwa SDM hanyalah akan menjadi komponen sistem dan pelengkap pekerjaan. Untuk itu tidak diperlukan spesifikasi SDM yang terlalu rumit, yang akan menyusahkan proses perekrutannya.

Akibatnya SDM bekerja dengan setengah kesadarannya sebagai manusia utuh. Gejalanya bermacam-macam. Membiarkan dirinya dizalimi sistem; beban kerja dan waktu yang sangat ketat menyebabkannya lupa menjalankan shalat, makan, dan istirahat cukup. Tuntutan hasil kerja; pekerjaannya yang sangat special membutuhkan spesialisasi khusus, menyebabkannya tidak peduli pada perubahan kondisi perusahaan. Hirarki yang sangat panjang; bawahan tidak tahu pekerjaan atasannya, lebih lagi pekerjaan atasan atasannya, menyebabkan ketidakpedulian pada semua.

Peluang

Secara umum negara kita kaya dan bahkan melimpah sumberdaya alamnya, baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak. Kesemuanya siap digunakan oleh manusia Indonesia, untuk kesejahteraanya bahkan kesejahteraan negara di sekitarnya. Jepang mengimpor gas, Amerika bahkan mengimpor emas, Korea dan Malaysia mengimpor batubara, dan masih banyak sumberdaya lain yang kita ekspor.

Untuk memanfaatkan sumberdaya alam tersebut diperlukan sumberdaya lainnya; Teknologi, Dana, Sistem dan SDM. Selain SDM, ketersediaan sumberdaya lain cukup dan sangat mudah untuk diadakan.

Kita memerlukan SDM yang mampu mengumpulkan sumberdaya, mengatur, dan mengelolanya untuk dijadikan sebuah karya, menghasilkan devisa, menghasilkan angkatan kerja. Tatapi kita tidak punya SDM, atau punya tetapi tidak diberi kesempatan, karena tehalang oleh beberapa hal.

SDM Yang Dibutuhkan

Kejujuran; menjadi syarat mutlak bagi seorang yang akan berkarya. Moral standar inilah yang mungkin sangat berat bertahan dalam situasi kerja yang korup. Kejujuran menjadi kekuatan dan sumber dari efisiensi dan efektivitas kerja, dual hal yang menjadi prinsip utama sistem manajemen. Kejujuran dapat menghindarkan kita dari pemborosan sumberdaya, berpindahnya kepemilikan triliunan uang negara, pelemparan tanggung jawab, dan risiko kegagalan hasil kerja.

Profesional; memiliki dua komponen yaitu pengetahuan keilmuan dan keahlian pengalaman teknis pelaksanaan. Profesional berarti mumpuni, berkompeten, artinya mampu mengerjakan dengan sempurna, memberikan penerangan pada yang lain dan mampu mengantisipasi segala perubahan, serta siap bertanggung jawab terhadap kegagalan. Profesional berarti berpegang pada sistem dan kemampuan dirinya serta kerjasama orang lain.

Altruisme; mementingkan orang banyak. Mempunyai orientasi kerja untuk orang banyak lebih besar daripada untuk diri sendiri. Kita membutuhkan SDM yang mampu memahami persoalan bangsa dan merelakan kepentingan dirinya, keluarganya dan golongannya berada di bawah (bukan berarti tidak ada) kepentingan bangsa dan negara. Hal ini sangat erat hubungannya dengan keberadaan sumberdaya alam kita, dan sumberdaya lainnya, yang dimiliki atau berada dalam pengelolaan negara.

Sangat jarang SDM kita yang mempunyai ketiga sifat tersebut di atas. Kebanyakan SDM kita hanya memiliki satu atau dua syarat saja. Jujur, mempunyai Altruisme, tetapi tidak profesional. Atau Profesional, Jujur, tetapi hanya berfikir untuk kepentingan golongannya, tidak berfikir untuk negara. Banyak juga yang hanya jujur, hanya Profesional, atau hanya berfikir untuk orang banyak, yang pada akhirnya akan sulit untuk bekerjasama dengan orang lain dalam satu sistem kerja.

Dengan SDM Jujur, Profesional, dan Altruisme, maka kita dapat menghasilkan kerja bangsa, untuk memanfaatkan sumberdaya alam, SDM ahli dan beberapa pelipatgandaan manfaat lainnya. Inilah mungkin jawaban bagi pengangguran, dan kondisi manajemen SDM kita.

Previous
« Prev Post
Add CommentHide

Back Top