Membangun Visi, Misi, Dan Target Organisasi Perusahaan

Organisasi modern adalah organisasi yang mengerti ke mana mereka melangkah dan mengapa mereka melangkah ke arah sana. Di samping itu, setiap tindakan yang dilakukan oleh organisasi modern diarahkan dan diukur, apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.

Arah ke mana organisasi berjalan di masa depan inilah yang sering disebut sebagai VISI. Secara garis besar, visi adalah gambaran bagaimana organisasi akan mewujud di masa mendatang. Mirip dengan mimpi, tetapi visi bukan sekadar impian. Visi adalah impian yang disertai kesungguhan untuk mencapainya.

Membangun Visi, Misi, Dan Target Organisasi Perusahaan

Sebagai sebuah impian yang diharapklan, pernyataan tentang visi terkadang melampui pemikiran dan keadaan dari sekeliling yang ada sekarang. karena itu, seorang pemimpin yang visioner biasanya selalu berpikir tentang masa depan, dan tindakan-tindakan yang dilakukanpun diarahkan menuju ke sana.

Jika dalam kehidupan sehari-hari, sebuah impian bisa membuat hidup lebih menggairahkan, maka begitupun dalam organisasi, visi adalah sesuratu yang membuat organisasi menjadi lebih bersemangat dalam menjalani berbagai rintangan dan hambatan hidup. Sebagaimana kompas yang memberikan arah perjalanan, visi juga menjadi acuan yang memberikan arah ke mana organisasi akan melangkah.

Untuk membangun visi yang baik, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memahami dengan baik kondisi dan lingkungan organisasi sekarang, baik internal maupun eksternal. Pemahaman lingkungan ini akan menjadi dasar yang baik untuk menentukan sejauh mana impian kita di masa mendatang.

Namun, sebagaimana bermimpi, membangun visi tentang masa depan tidaklah perlu dibatasi dengan keadaan sekarang. keadaan sekarang hanyalah pijakan pertama untuk melangkah ke depan. Sementara itu, biarkan impian tersebut melayang-layang di masa depan melintasi batas-batas waktu dan kondisi sekarang.

Keberanian untuk bermimpi adalah salah satu awal dari kesuksesan. Orang tidak akan pernah mencapai sesuatu kalau tidak pernah bermimpi. Jika dilengkapi dengan niat dan kesungguhan untuk mencapai impian tersebut, disitulah gambaran sebuah visi dapat terwujud.

Dalam upaya mencapai impian, organisasi memerlukan alasan tentang mengapa mereka perlu mencapai visi tersebut, nilai-nilai seperti apa yang menjadi landasan pembangunan organisasi dan sebuah pertanyaan yang lebih mendasar lagi adalah mengapa mereka harus ada?

Alasan tentang “mengapa mereka harus ada” inilah yang disebut sebagai MISI. Pernyataan misi membarikan landasan yang kuat mengapa mereka melakukan sesuatu. Misi adalah jiawa dari perjalanan organisasi.

Untuk bisa membangun misi yang baik, seseorang ataupun organisasi perlu menjawab dua pertanyaan mendasar berikut ini:

Pertama, adalah pertanyaan tentang; “Nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi dan menjadi dasar yang harus dipatuhi?” Pertanyaan ini akan memberikan banyak sekali jawaban, mulai dari nilai-nilai tentang kejujuran, integritas, keadilan, kerja keras, kemauan yang kuat dalam belajar, kekeluargaan, komitmen pada kualitas dan berbagai nilai lain yang berbeda antara saru dengan yang lain.

Kedua, adalah pertanyaan tentang; “Manfaat apa yang ingin diberikan organisas?” Pertanyaan ini juga akan memberikan beragam jawaban yang berbeda, misalnya: membangun kualitas hidup yan lebih baik bagi masyarakat, membuat produk atau jasa yang baik dengan harga terjangkau, menjadi tempat belajar yang menyenangkan, mengurangi pengangguran, dan berbagai manfaat lain.

Buatlah daftar jawaban dari pertanyaan pertama dan kedua di atas. Ambil lima jawaban tertinggi yang Anda buat dari masing-masing pertanyaan. Dan dari situ, mulailah untuk merangkai jawaban-jawaban dari dua pertanyaan tersebut menjadi sebuah kalimat misi.

Karena bercerita tentang masa depan dan nilai-nilai, pernyataan visi dan misi biasanya cenderung abstrak dan general. Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan organisasi dalam mencapai visi dan misinya, diperlukanlah sebuah alat ukur performa organisasi yang disebut sebagai TARGET.

Penentuan suatu target adalah upaya menjadikan pernyataan visi dan misi organisasi menjadi lebih membumi. Suatu target mempunyai ukuran-ukuran performa yang lebih jelas, dengan melihat waktu dan kondisi yang ada pada organisasi sekarang ini.

Menentukan target organisasi memerlukan seni tersendiri agar tidak terlalu tinggi ataupun tertalalu rendah. Target yang terlalu tinggi akan sulit dicapai, sedangkan target yang terlalu rendah akan menghilangkan potensi prestasi yang mungkin bisa dicapai lebih tinggi oleh organisasi.

Untuk menentukan target yang pas, sebuah target harus memenuhi beberapa unsur yang disebut SMART, yaitu Specific, Measurable, Achievable, Realsistic, dan Timely.

Unsur pertama adalah Specific. Sebuah target tidak boleh sangat umum, tetapai harus khusus. Misalnya, kalimat “saya akan menjadi kaya” itu adalah kalimat yang sangat umum. Sebuah target harus lebih khusus misalnya, “saya akan memiliki mobil seharga 200 juta”, atau “rumah seharga 500 juta”. Target spesifik dari organisasi misalnya “target penjualan tahun ini adalah 1 miliar”. Dengan adanya target yang spesifik, organisasi bisa mengukur hingga saat ini sudah mencapai agar target atau belum.

Unsur kedua adalah Measurable, terukur. Terkadang kita membuat target yang sulit diukur. Misalnya, “target saya, perusahaan ini menjadi besar”, atau “saya ingin perusahaan ini dihargai dan dihormati”. Kalimat “perusahaan besar” atau “dihargai dan dihormati” adalah kalimat yang tidak bisa diukur. Sebuah target harus mempunyai ukuran-ukuran tertentu yang bisa diukur. Misalnya, “mempunyai karyawan sebanyak 100 orang”, atau “mempunyai aset sebanyak 100 juta”. Berbagai macam ukuran tersebut biasanya dilambangkan dengan angka, sehingga mudak untuk diukur.

Unsur ketiga adalah Achievable, bisa dicapai. Yang harus dipahami dalam hidup ini adalah ada beberapa hal yang sangat sulit dicapai. Misalnya, dalam sebuah perusahaan keluarga, yang menjadi presiden direktur hampir selalu adalah keturunan dari keluarga pendiri, karena itu akan sangat sulit bagi orang luar untuk menjadi presiden direktur di perusahaan itu. Artinya, target menjadi presiden direktur pada perusahaan itu adalah target yang sulit dicapai. Kalau mau menjadi presiden direktur, carilah diperusahaan lain.

Unsur keempat adalah Realistic, sesuai dengan keadaan. Biasanya, orang terjebak pada hal ini di mana menentukan target tidak berdasarkan kondisi yang ada sekarang. Target ditentukan hanya berdasarkan keinginan tanpa melihat apakah target tersebut bisa dicapai atau tidak.

Target yang realistis akan dimulai dengan melihat kondisi internal organisasi saat ini, dan membandingkan dengan kondisi eksternal. Berdasarkan pemetaan dari kedua hal ini, baru ditentukan target seperti apa yang ingin dicapai.

Unsur terakhir adalah Timely, terikat waktu. Sebuah target tidak ada artinya kalau tidak diikat dengan waktu. Unsur waktu memegang peranan sangat penting. Ambil contoh seperti target di atas, bahwa “penjualan organisasi sebesar 1 miliar”. Target semacam ini memang sudah spesifik, tetapi masih menyisihkan pertanyaan, “kapan target itu akan dicapai?” Karena itulah, target apapun yang dicanangkan, harus ada unsur waktunya, apakah akan dicapai dalam 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun ke depan. Ukuran waktu akan memberikan satu lagi dimensi yang jelas bagaimana sebuah target diukur.

Pada akhirnya, antara Visi, Misi dan Target organisasi adalah tiga hal yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. VISI memberikan arah ke mana organisasi berjalan, MISI memberikan jiwa agar perjalanan organisasi menjadi lebih bernilai, dan TARGET menjadi acuan apakah perjalanan itu sudah sesuai dengan arah yang benar atau belum.

Previous
« Prev Post
Add CommentHide

Back Top