Keutamaan Hari Asyuro

10/21/2014

Asyuro berarti hari yang ke sepuluh dari bulan Muharrom, yaitu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Kita disunnahkan berpuasa pada tanggal kesepuluh karena Asyuro memiliki sejarah tersendiri bagi umat Islam. Bahkan sebelum diperintahkannya puasa bulan Ramadhan, umat Islam diwajibkan melakukan puasa Asyuro, kemudian setelah turunnya wahyu perintah puasa bulan Ramadhan, puasa Asyuro menjadi sunnah. Begitu juga dengan hari Tasuu’a (9 Muharrom), kita disunnahkan untuk berpuasa. Hari itu merupakan hari pertolongan bagi para Nabi as oleh Allah SWT. Allah menyelamatkan para nabi pada hari itu, diantaranya adalah peristiwa Nabi Adam bertemu dengan Siti Hawa di Jabal Rahmah, Nabi Ibrahim lepas dari api Raja Narud yang membakarnya. Nabi Yunus keluar dari perut ikan, Nabi Musa menyeberangi laut Merah menyelamatkan diri dari kejaran Fir’aun, bahtera Nabi Nuh merapat ke pantai ketika terjadi banjir besar, semuanya itu terjadi pada tanggal 10 Muharram.

Keutamaan Hari Asyuro

Pada suatu hari Rosulullah berjalan-jalan di Madinah dan melihat orang Yahudi yang berpuasa pada hari Asyuro, kemudian Nabi berkata “Puasa apa ini?” orang itu menjawab, “Hari ini merupakan hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israel, maka aku berpuasa,” Nabi bersabda, “Maka saya lebih berhak berpuasa.” Maka Nabi memerintahkan berpuasa kepada umatnya pada hari Asyro dengan menyuruh melanjutkan puasa sebelum atau sesudahnya agar tidak sama dengan orang Yahudi.

Rasulullah bersabda mengenai keutamaan puasa Asyuro, “Puasa yang paling mulia sesudah puasa Ramadhan adalah puasa Asyuro (10 Muharram). ”Kemudian rosul bersabda ketika ditanya mengenai fadhilahnya, “Puasa pada hari Asyuro menghapuskan dosa kecil pada setahun yang lampau dan yang akan datang” (HR. Muslim)

Pada hari-hari bulan Muharram juga umat Islam tidak hanya dianjurkan berpuasa, namun juga dianjurkan untuk banyak melakukan amal kebaikan, yaitu berupa shodaqah kepada orang yang tidak mampu, yatim piatu atau kebaikan-kebaikan lainnya. Rosulullah bersabda, "Barangsiapa yang melapangkan (memberi) keluarga dan ahlinya pada hari Asyuro, maka Allah akan memberikan kelapangan padanya selama satu tahun” (H.R Baihaqi). Melalui hadis ini ada kebiasaan tersendiri seperti yang berada di Jawa Tengah, setiap tanggal 10 Muharram sebagian mereka pergi secara rombingan menuju panti asuhan untuk memberikan shodaqoh.

Previous
« Prev Post
Add CommentHide

Back Top