Sapi bali merupakan keturunan dari sapi liar yang disebut banteng (Bos sondaicus) yang telah mengalami proses domestikasi selama ratusan tahun. Sebagai akibat dari proses domestikasi yang cukup lama itu, ukuran tubuh sapi bali menjadi lebih kecil dibandingkan dengan banteng. Sapi bali dewasa dapat mencapai tinggi badan sekitar 130 cm dengan bobot badan jantan dewasa berkisar 350-400 kg, sedangkan betina dewasa berkisar 250-300 kg. Namun, dengan pakan yang lebih baik sapi bali jantan pada umur 6-8 tahun dapat mencapi bobot badan 450 kg.
Sapi bali mudah dikenal dengan warnanya yang khas, bulunya halus, pendek-pendek, dan mengilap. Pada umumnya sapi bali betina dan anak jantan muda berwarna merah cokelat atau kuning cokelat. Kaki bawah dan perut bagian bawah berwarna putih, pantat putih setengah lingkaran, dan bulu putih sekitar bibir bawah dan atas serta ujung ekor. Bulu hitam garis yang mulai dari gumba sampai ekor. Pada sapi bali jantan berumur 1-1.5 tahun, warna cokelat akan berubah menjadi hitam dan apabila dikastrasi berubah lagi seperti semula setelah kira-kira 3 bulan.
Tanduk jantan dan betina berbeda ukuran besar maupun panjangnya dengan bentuk bervariasi. Panjang tanduk jantan mencapai 20-25 cm dan bentuknya kokoh. Tanduk itu tumbuh agak di bagian luar kepala dan mengarah latero-dosal dan terus membelok ke arah dorso-cranial. Sapi bali betina mempunayi tanduk agak di bagian dalam dari kepala dan mengarah latero-dorsal dan seterusnya dorso-medial.
Hanya di Pulau Bali saja, sapi bali ini diternakkan secara murni. Artinya, sapi bali di Pualu Bali tidak boleh dipersilangkan dengan jenis sapi selain sapi bali murni. Sapi bali telah tersebar hampir di seluruh daerah di Indonesia dengan konsentrasi penyebaran terutama di pulau Lombok, Sulawesi Selatan, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Sumbawa, dan Lampung. Sapi bali mulai didatangkan ke Sulawesi Selatan pada tahun 1923 dan sekarang ini Sulawesi Selatan sudah merupakan salah satu daerah populasi sapi bali terpadat di kawasan timur Indonesia.
Sapi bali mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sapi-sapi lokal lainnya karena mempunyai fertilitas yang tinggi, angka kebuntingan dan angka kelahiran yang tinggi (lebih dari 80%) dan potensial sebagai penghasil daging. Pertambahan bobot badan dengan pakan yang baik dapat mencapai 0.7 kg/hari pada jantan dewasa dan 0.6 kg/hari pada betina dewasa. Persentase karkas berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkisar antara 51.5-59.8%.
« Prev Post
Next Post »