Pada 711 Masehi, jenderal Islam Thariq bin Ziyad bersama pasukannya melintasi tempat yang sekarang bernama Mediterania. Dalam perjalanan tersebut mereka merebut Andalusia, wilayah yang meliputi Spanyol dan Portugal. Inilah babak awal masuknya Islam ke Spanyol.
Nama Thariq bin Ziyad begitu harum diabadikan sebagai nama sebuah semenanjung karang setinggi 425 meter di pantai tenggara Spanyol, Gibraltar atau Jabal Thariq.
Di bukit Gibraltar itulah Thariq mengekspansi Spanyol. Logikanya, Thariq kalah dalam peperangan itu. bayangkan, pasukan Thariq hanya berjumlah 7 ribu orang yang sebagian besar dari bangsa Barbar, sementara pasukan kerajaan Andalusia, Visigoth berjumlah 25 ribu.
Tapi, berkat pidatonya yang sangat terkenal, Thariq berhasil menang, “Wahai saudara-saudaraku, lautan ada dibelakang kalian, musuh ada di depan kalian, ke mana kalian akan lari? Demi Allah, yang kalian miliki hanyalah kejujuran dan kesabaran,” kata Thariq.
“Ketahuilah bahwa di pulau ini kalian lebih terlantar daripada anak yatim yang ada di lingkungan orang-orang hina. Musuh kalian telah menyambut dengan pasukan dan senjata mereka. Kekuatan mereka sangat besar, sementara kalian tanpa perlindungan selain pedang-pedang kalian, tanpa kekuatan selain dari barang-barang yang kalian rampas dari tangan musuh kalian,” katanya lagi.
“Seandainya pada hari-hari ini kalian masih tetap sengsara seperti ini, tanpa adanya perubahan yang berarti, niscaya nama baik kalian akan hilang. Rasa gentar yang ada pada hati musuh akan berganti menjadi keberanian kepada kalian. Oleh karena itu pertahankanlah jiwa kalian.”
Lalu pertempuran sengit tak bisa dihindarkan. Pasukan Thariq sedikit demi sedikit beringsut masuk. Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Visigoth, Roderick, menyerah. Kota-kota penting pun berhasil ditaklukkan, seperti Cordova, Granada, dan Toledo.
Pemimpin Islam lainnya, Musa Ibn Nusair, mengikuti jejak Thariq mengembangkan Islam ke Spanyol. Musa dengan pasukannya berhasil menaklukkan Sidoniaa, Karmona, Sevilla, dan Merida, serta mengalahkan penguasa kerajaan Ghotic, Theodomir, di Orihuela. Selanjutnya, kedua panglima Islam ini berhasil mengusai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Hari-hari selanjutnya Islam memasuki masa kejayaannya di Spanyol. Jalan-jalan dan pasar-pasar yang tadinya hancur mulai dibagun kembali. Distribusi tekstil, kayu, kulit, logam, dan industry barang-barang tembikar menjadi mudah.Di bidang pertanian, bangsa Arab memperkenalkan sistem irigasi kepada masyarakat Spanyol yang sebelumnya sama sekali buta akan teknik bertani yang baik. Mereka diajarkan membuat roda air (water wheel) penggerak pompa hidrolik. Sistem ini pertama kali dibuat oleh bangsa Persia dan dinamakan naurah. Orang Spanyol sendiri menyebutnya Noria.
Bagi masyarakat petani yang tinggal di daerah yang jauh dari sumber air, atau tempat-tempat tinggi, dibangun kanal, dam, salurean sekunder, tersier, dan jembatan air. Dam dimanfaatkan untuk memantau curah air, waduk (kolam) dibuat untuk tempat penyimpanan air (konsevasi).
Sejumlah bangunan Islam berdiri megah. Di antaranya, masjid Cordova, istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana al-Makmun, masjid Seville, istana al-Hamra di Granada, dan kota al-Zahra. Seorang ulama, ibn al-Dala’I, berpendapat bahwa paling tidak ada 491 masjid di Spanyol saat itu.
Tak hanya pembangunan fisik yang berkembang di Spanyol pasca-jatuhnya Raja Visigoth, tetapi juga ilmu pengetahuan. Karya-karya ilmiah dan filosofis dari Arab-Yunani mulai menyeberang ke Eropa sekitar abad 12. Perkembangan ilmu pengetahuan di Cordova mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan saat itu.
Beberapa tokoh filsafat Islam Spanyol mulai bermunculan, Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh adalah salah satunya. Ia lebih dikenal dengan sebutan Ibn Bajjah. Ajaran-ajarannya lebih mengedepankan persoalan etika dan eskatologi, seperti halnya al-Farabi dan Ibn Sina.
Bebeapa toko filsafat Islam Spanyol lainnya adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah Granada dan wafat pada tahun 1185 M. ia banyak menulis ilmu kedoteran, astronomi dan filsafat. Karnyanya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan (sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia).
Abbas ibn Famas juga adalah ilmuwan Spanyol. Ia mahir dalam bidang kimia dan astronomi. Dialah yang pertama kali menemukan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash juga ahli astronomi asal Spanyol. Dialah yang pertama menemukan kapan terjadinya gerhana matahari dan berapa lamanya. Ia juga yang membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.
Muslim Spanyol penganut mazhab Maliki. Mazhab ini diperkenalkan oleh Ziad ibn Abdurrahman. Ajaran ini kemudian dikembangkan oleh Ibn Yahya yang ditunjuk menjadi qodhi pada masa pemerintahan Hisyam Ibn Abdurrahman.
Sayangnya, masa kejayaan Islam di Spanyol tak kekal. Setelah lebih dari 750 tahun Islam mendominasi masyarakat di negara yang berbatasan dengan Perancis dan Portugal ini, meledaklah perang salib. Umat Islam dibumihanguskan sampai akar-akarnya. Tidak hanya itu, perpustakaan Islam terbesar di dunia turut lenyap. Begitulah nasib kaum Muslim di negeri bernama Estado Espanyol ini. Gemilang sebelum datang tragedi.
« Prev Post
Next Post »