Tiga Macam Cacat Mental - Para pakar kesehatan membagi gangguan mental menjadi tiga macam. Pertama, keterbelakangan mental ringan. Jenis gangguan yang pertama ini dibagi menjadi dua macam: yang tenang (palcid, stable) dan gelisah (restless, unstable).
Yang tenang biasanya tidak ada inisiatip. Ia hanya pasif dan mudah dipengaruhi untuk berbuat sesuatu yang jahat atau baik. Yang gelisah justru cenderung berbuat jahat, membakar, atau membuat rusuh. Emosinya tinggi, pendapatnya selalu diungkapkan dalam bentuk konkrit. Ia tidak bisa menyatakan sesuatu dalam bentuk abstrak.
Selain itu, pengindap keterbelakangan mental jenis ini selalu berbicara lambat, tak sempurna, ekspresinya terasa lain dan tak berperasaan. Namun, terkadang masih ada fungsi mental yang utuh.
Kedua, keterbelakangan mental berat. Dicirikan oleh nilai IQ yang sangat rendah, antara 20 sampai 35. Namun, mereka masih memiliki kemampuan social yang lumayan. Mereka tidak perlu diawasi terus, tetapi tidak bisa menunjang hidupnya sendiri. Para penyandang cacat keterbelakangan mental berat ini lebih mudah dikenali karena biasanya memiliki kalainan fisik, seperti mata juling, kelumpuhan extrimitas, keanehan bentuk kepala dan wajah, hambatan pada perkembangan, tidak bisa bermain dengan alat-alat yang biasa, sering merusak benda yang dipegangnya, sehingga tidak cocok berkumpul dengan anak yang normal.
Perawatan bagi penyandang cacat seperti ini nyaris tida ada kecuali pelembagaan. Penyandang biasanya membutuhkan rangsangan yang terus menerus, tidak dapat bertahan lama dalam satu pekerjaan, dan hiperaktif. Mereka membutuhkan banyak pelimpahan kasing saying, minta dibelai dan ingin diperlakukan seperti bayi.
Ketiga, keterbelakangan mental khusus. Jenis cacat ini muncul karena berbagai sebab yang tak jelas, seperti gangguan metabolism, autistic, dan sejenisnya. Gejala yang tampak, diantaranya, sikap yang bodoh dihampir semua bidang tetapi pandai di salah satu bidang tertentu. Misal, pandai bersyair, matematika atau bermain piano.
Banyak orang berpendapat bahwa para penyandang cacat yang termasuk tuna daksa ini lebih nakal dan jahat. Pendapat ini tidak benar sepenuhnya. Sebab, sifat tersebut lebih sering muncul bila ada yang memperalatnya.
« Prev Post
Next Post »