Dopamin Dapat Meningkatkan Libido

Pernahkah kalian mendengar anekdot mengenai presiden ke 30 Amerika Serikat, Calvin Coolidge? Mungkin garis besarnya kita sudah tahu. Yakni kisah mengenai kunjungan presiden Coolidge bersama istrinya ke sebuah peternakan ayam. Nyonya Coolidge terus memperhatikan seekor ayam jantan yang kawin dengan hampir selusin ayam betina. Sambil bergurau, nyonya Coolidge berkata kepada suaminya, lihat ayam jantannya. Presiden Coolidge laly bertanya, apakah ayam betinanya itu-itu juga? Nyonya Coolidge langsung terdiam, karena dia tahu ayam betinanya berbeda-beda. Nah dari anekdot itu lahirlah apa yang disebut teori Coolidge-Effekt.

Dopamin Dapat Meningkatkan Libido

Yakni tidak puas dengan pasangan itu-itu saja. Para ahli kimia, biologi dan psikologi sejak lama meneliti fenomena tersebut. Yakni mengapa seorang laki-laki yang tadinya tergolong hangat, memiliki semangat libido tinggi, tiba-tiba bosan kepada pasangan hidupnya selama bertahun-tahun. Tapi begitu bertemu dengan wanita lain, tiba-tiba libidonya yang loyo bangkit kembali.

Inilah yang harus disadari oleh semua laki-laki. Bahwa mereka harus menghadapi kenyataan pahit dalam hidupnya. Rutinitas dengan seorang partner yang itu-itu juga, menyebabkan kebosanan dan turunnya gairah seksual. Untuk menjelaskan fenomena tersebut para ahli melakukan berbagai penelitian menyangkut Coolidge-effekt tersebut. Penelitian pada tikus percobaan di laboratorium, berhasil menemukan mekanisme libido pada kelompok maskulin. Dalam hal ini unsur pembawa pesan dalam otak, dopamine memainkan peranan utama.

Tidak hanya pada tikus, juga pada binatang percobaan lainnya terbukti bahwa melakukan kontak seksual dengan betina yang itu-itu saja dapat meredam munculnya gairah seksual. Rutinitas menyebabkan mekanisme produksi unsur pemicu kebahagiaan dopamin tidak berjalan. Namun jika bertemu dengan pasangan baru, tiba-tiba unsur dopamin kembali diproduksi dalam jumlah cukup. Seperti diketahui di bagian otak yang disebut sistem limbik berlangsung proses dibangkitkannya rasa bahagia ini.

Para peneliti membuktikan dengan bantuan mikro-dialisa, bahwa aktifitas seksual menyebabkan produksi tinggi dopamin. Juga narkotika dan obat-obat pemicu eforia mempengaruhi sistem limbik dan produksi dopamin ini. Dengan mancangkokan alat pengukur pada kawasan kritis otak tikus, dan menghubungkannya dengan selang Teflon, para ahli bisa melakukan analisis cairan otak tanpa gangguan. Menghadapi seekor tikus betina yang sedang birahi, terbukti bahwa produksi dopamin tikus jantan naik 90 persen.

Peneliti Coolidge-effekt paling terkemuka adalah psikologi Dennis Florino dari Universitas Vancouver di Kanada. Florino mengamati tikus-tikus jantan yang mengalami Coolidge-effekt, yakni tidak tertarik lagi pada tikus betina yang sudah lama sekandang. Ketika dimasukan tikus betina baru, tiba-tiba tikus jantan yang semula loyo, jadi gagah perkasa lagi. Fakta tersebut membuktikan bahwa gairah seksual seperti juga kenikmatan lainnya, mempengaruhi sistem limbik otak. Dari pandangan para ahli biologi evolusi, Coolidge-effekt merupakan strategi rasional untuk meningkatkan ketahanan genetika. Binatang jantan tidak bisa meningkatkan keberhasilan perkembangbiakannya jika hanya berhubungan dengan seekor betina saja. Akibatnya di dalam otaknya dihidupkan mekanisme menurunnya libido. Namun begitu terdapat betina baru, otak memberikan sinyal untuk meningkatkan produksi dopamin, agar libido naik kembali.

Walau secara ilmiah sudah diketahui, bahwa produksi dopaminlah yang bertanggung jawab untuk naik turunnya libido, namun belum diketahui persis bagaimana mekanisme serupa untuk kebiasaan rutin sehari-hari.

Misalnya saja kebosanan akan makanan tertentu yang setiap hari dikonsumsi, apakah juga berkaitan dengan mekanisme produksi dopamin. Juga pada manusia, banyak norma dan hambatan untuk berperilaku seperti pada binatang-binatang percobaan. Secara primitif manusia memiliki instink untuk melakukan poligami. Hal ini cocok dengan teori evolusi kalasik. Teori itu menyebutkan bahwa jantan akan selalu mencari betina yang menarik untuk meningkatkan ketahanan genetikanya. Sementara betina selalu mencari jantan yang paling sedikit unsur keburukannya.

Previous
« Prev Post
Add CommentHide

Back Top