Sahabat Pemberani, Rendah Hati dan Bijaksana
Seorang pemuda gagah berani menjadi pejuang Islam, ia lahir di Makkah, 40 tahun sebelum hijrah, dan masuk Islam pada usia 37 tahun. Silsilahnya berkaitan dengan garis Nabi pada generasi ke delapan, ia termasuk salah satu dari 17 orang terpelajar di kota Makkah ketika itu.
Pemuda yang pemberani ini sangat benci terhadap Islam sebelumnya, tatkala ia mendengar ipar lelakinya membaca Al-Quran di rumahnya, ia langsung memukul iparnya dengan ganas, tapi pukulan itu tidak membuat ipar ataupun adiknya meninggalkan Islam. Keberanian dan keperkasaan pemuda tersebut dapat diluluhkan oleh adik perempuannya yang teguh terhadap pendiriannya terhadap Islam dan melantunkan ayat-ayat Al-Quran. Hingga akhirnya justru mentrentramkan hatinya dan malahan ia memintanya kembali membaca baris-baris Al-Quran.
Dengan rahmat dan hidayah Allah, Islam telah bertambah kekuatannya dengan masuknya seorang pemuda yang gagah perkasa tersebut yaitu Umar bin Khattab.
Umar Bin Khattab telah terpilih menjadi khalifah kedua setelah kepergian Abu Bakar ke rahmatullah. Ia memiliki tanggung jawab yang sangat berat, selama kurang lebih 10 tahun meneruskan perjuangan Rosulullah SAW. Tindakan seorang majusi tidak pernah puas dengan Umar yang membuat ia harus mengakhiri hayatnya di ujung pisau ketika menjadi imam di Masjid Nabi pada tahun 644 M.
Tidak banyak tokoh Islam dalam sejarah manusia yang telah menunjukkan kepintaran dan kebaikan hatinya melebihi Umar, baik sebagai pemimpin perang maupun dalam mengemban tugas-tugas dari rakyat.
Pertempuran dasyat pernah terjadi pada tahun 634 M antara pasukan Islam dan Romawi di dataran Yarmuk. Pihak Romawi mengerahkan 300.000 tentaranya, sedangkan tentara Muslimin hanya 46.000 orang. Walaupun tidak terlatih dan dengan perlengkapan seadanya, pasukan Muslimin yang gagah berani mampu mengalahkan tentara Romawi. Sekitar 100.000 orang serdadu Romawi tewas sedangkan di pihak Muslimin tidak lebih dari 3000 orang yang syahid dalam pertempuran.
Ia merupakan khalifah yang rendah hati dan sederhana dalam kehidupannya. Ia tidak akan memakai uang rakyat hanya untuk kepentingan dirinya. Beliau hidup seperti orang biasa yang setiap orang bisa menanyakan segala tindakannya.
Seorang yang dikenal berintegritas tinggi bernama Muhammad bin Muslamah Anshari, diangkat sebagai penyelidik keliling, dia mengunjungi berbagai negara dan meneliti pengaduan masyarakat. Sesekali waktu, khalifah menerima pengaduan Sa’ad bin Abi Waqash, gubernur Kuffah, telah membangun sebuah istana. Setelah mengutus Muhammad Anshari untuk menyaksikan adanya istana tersebut yang ternyata mengganggu kepentingan umum itu kemudian dibongkar.
Sungguh Umar sosok pemimpin yang bijaksana dan karismatik yang patut kita teladani, semoga ruh kepemimpinannya terus mengalir pada generasi saat ini.
« Prev Post
Next Post »