Perspektif Jinayat Tentang Pemberontakan GAM

Aceh sedari awal memang ikut terlibat dalam lahirnya RI. Tapi ikhtiar ini bukan berarti menjadi kontrak mati dengan RI. Siapa bilang? Apakah Daud Beureueh pernah memberikan statement bahwa ikut RI adalah harga mati? Pemberontakan yang pernah dipimpinnya itu justru sebuah konkrit, bila Jakarta sudah “berkhianat” dan merugikan rakyat Aceh, jawabannya adalah perlawanan.

Pemberontakan GAM

Tentu sangat bisa donk dianalogikan dengan Belanda. Dimana letak tidak bisanya? Meskipun sesama bangsa Nusantara, tidak ada alasan untuk menindas dan membunuh rakyat Aceh. Coba bandingkan, dari semua provinsi yang ada di RI, provinsi mana yang pernah mendapat perlakuan melebihi kekejaman yang terjadi di Aceh. DOM selama 10 tahun itu tidak pernah kita alami, makanya kita mudah saja menuduh bahwa pemberontakan GAM itu hanya sekedar ketimpangan kesejahteraan belaka, meskipun itu memang salah satu faktor. Di provinsi mana ada kuburan massal seperti yang ada di Aceh. Di provinsi mana yang perempuan2nya menjadi janda, diperkosa, hamil anak2 yatim piatu, orang2 yang cacat akibat penganiayaan sebanyak di Aceh? Lalu mana pertanggung jawaban atas semua itu? Itu bukan perbuatan individu, tapi perbuatan negara. Sudah pernah merasakan kehilangan bapak yang dituduh tanpa bukti lalu ditembak mati di depan umum? Di Aceh banyak! Merekalah yang akhirnya lari ke hutan. Anak2 kecil yang dipenuhi amarah, tumbuh dewasa hidup di hutan bersama ribuan mungkin puluhan ribu saudara2 seperjuangannya.

Kalau ada ulama mengatakan bahwa mereka yang angkat senjata untuk melawan semua itu dilarang dalam Islam… biarkan Allah SWT saja yang memutuskan kelak. Bukankah membela diri, membela hak, harga diri, harta benda merupakan jihad fi sabilillah? Meskipun harus melawan negara! Mengapa ulama2 tidak menumpas kemusrikan, takhayul dll saja? Itu jauh lebih penting karena sudah mengadung kemusyrikan dan menyekutukan Allah SWT ketimbang menghukum orang yang sudah benar menuntut haknya.

Fakta sejarah? Versi siapa dulu… jaman Soeharto, versi sejarahnya berbeda dengan jaman sekarang. Sudah lupa ketika ratusan ribu rakyat Aceh berkumpul dari seluruh pelosok desa dan kota di Mesjid Baiturrahman untuk meminta referendum sesaat setelah Soeharto mundur?

Ini bukan meminta otonomi khusus, tapi menuntut kemerdekaan.

Previous
« Prev Post
Add CommentHide

Back Top